https://amirudinibnuyanto.blogspot.com/2020/11/komplikasi-yang-sering-timbul-padamasa.html
Komplikasi yang sering Timbul pada
Masa Nifas dan Upaya Penangannya “Sakit Kepala,Nyeri Epigastrik, dan
Penglihatan Kabur”
Komplikasi pada masa nifas biasanya
jarang ditemukan selama pasien mendapat asuhan yang berkualitas, mulai dari
masa kehamilan sampai dengan persalinannya. Jika pasien sering bertatap muka
dengan bidan melalui pemeriksaan antenatal maka bidan
mempunyai lebih banyak kesempatan untuk melakukan penapisan terhadap berbagai
kemungkinan komplikasi yang mungkin mucul pada masa in partu dan nifas.
Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan
oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan
(Sulistyawati, 2009).
Masa
nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian terjadi setelah
melahirkan dan hampir 40% dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama
setelah persalinan,di antaranya disebabkan komplikasi kehamilan pada masa nifas
(Saleha, 2009).
Patologi
yang sering terjadi pada masa nifas adalah sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
penglihatan kabur.Beberapa kemungkinan komplikasi masa nifas dapat didieteksi
oleh bidan secara dini melalui observasi, wawancara, maupun pemeriksaan (Nurjanah,
2013)
Sakit kepala adalah rasa sakit atau
tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari struktur sensitif
terhadap rasa sakit (Neurology and neurosurgery illustrated Kenneth,105).
Kadang
- kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan
karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang
mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan
serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan ( Prawirohardjo, 2013)
Menurut
Mardiah (2013) nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala
preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang
serius adalah:
a. Sakit kepala hebat
b. Sakit kepala yang menetap
c. Tidak hilang dengan istirahat
d. Depresi post partum
Menurut
Mardiah (2013) beberapa gejala klinis yang menandai adanya preeklampsia, yaitu:
1) Tekanan
darah naik atau turun
2) Lemah
3) Anemia
4) Napas
pendek atau cepat
5) Nafsu
makan turun
6) Kemampuan
berkonsentrasi kurang
7) Tujuan
dan minat terdahulu hilang (merasa kosong)
8) Kesepian
yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun mengerti
9) Serangan
cemas
10) Merasa takut
11) Berpikir obsesif
12) Hilangnya rasa takut
13) Control terhadap emosi
hilang
14) Berpikir tentang kematian
Menurut
Saifuddin (2013) beberapa penanganan untuk mengatasi sakit kepala
yang dialami ibu post partum, yaitu:
1) Informed
consent
2) Lakukan
penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3) Pemberian Parasetamol
dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4) Jika
tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik
5) Pasang
infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6) Ukur
keseimbangan cairan
7) Persiapan
rujukan
8) Periksa
Hb
9) Periksa
protein urine
10) Observasi tanda-tanda vital
11) Lebih banyak istirahat
Nyeri epigastrik adalah perasaan nyeri atau sakit di daerah
perut bagian atas dan tengah/ daerah epigastrium (Nurjanah, 2013)
Nyeri
daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai dengan
edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada penderita akan
adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung, paru dan
lain-lain (Ambarwati, 2010)
Preeklamsia
ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan.
Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni gejala di
atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang
hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri
epigastrium, dan hiperrefleksia (Saifuddin, 2013)
Hipertensi
biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain karena terjadi
reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3 kehamilan. Pada
keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang, reimplantasi
tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade pembuluh darah
setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat dibuat jika
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya
ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik naik dengan
15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah ini
dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat
(Saifuddin, 2013).
Menurut
Saifuddin (2013) beberapa tanda gejala klinis nyeri epigastrium, yaitu:
1) Kira-kira
90 persen pasien terdapat lelah,
2) 65
persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah
3) 31
persen dengan sakit kepala.
Menurut Saifuddin (2013) beberapa
penanganannya, yaitu :
1) Informed
consent
2) Mengobservasi
TTV
3) Persiapan
rujukan
4) Pemeriksaan
darah rutin
5) Tes
fungsi hati.
6) Profilaktik
MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7) Bolus
4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan
infus 2 g per jam.
8) Jika
terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
9) Terapi
antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas 160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah
2,5 – 5 mg (dosis inisial
5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target
tercapai atau kombinasi nifedipin dan MgSO4.
Penglihatan kabur adalah masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa misalnya penglihatan berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang (Nurjanah, 2013).
Pada
preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu
atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita
preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia.
Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di
korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air dan
elektrolit menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke
ruang interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit,
peningkatan protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume
darah berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih
lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang,
dengan akibat hipoksia (Nurjanah, 2013).
Elektrolit,
kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada
preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium, dan klorida dalam serum
biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah, bikarbonat dan pH pun normal.
Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak meningkat, kecuali bila
terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin
globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada preeklamsia. Pada kehamilan
cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan nyata dan kadar tersebut lebih
meningkat lagi pada preeklamsia (Nurjanah, 2013).
Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang.
Selain
itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan
penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat (Nurjanah,
2013)..
Menurut Saifuddin (2013) beberapa
faktor resikonya, adalah:
1) Primigravida
2) Wanita
gemuk
3) Wanita
dengan hipertensi esensial
4) Wanita
dengan kehamilan kembar
5) Wanita
dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
6) Wanita
dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
7) Riwayat
keluarga eklamsi
Menurut Saifuddin (2013) beberapa
gejala klinisnya , adalah:
1) Peningkatan
tekanan darah yang cepat
2) Oliguria
3) Peningkatan
jumlah proteinuri
4) Sakit
kepala hebat dan persisten
5) Rasa
mengantuk
6) Penglihatan
kabur
7) Mual
muntah
8) Nyeri
epigastrium
9) Hiperfleksi
Menurut Saifuddin (2013) beberapa
penanganan masalahnya, adalah:
1) Informed
consent
2) Segera
rawat
3) Lakukan
penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
4) Persiapan
rujukan
5) Jika
pasien tidak bernafas :
6) Bebaskan
jalan nafas
7) Berikan
oksigen
8) Intubasi
jika perlu
9) Jika
pasien tidak sadar atau koma :
· Bebaskan
jalan nafas
· Baringkan
pada satu sisi
· Ukur
suhu
10) Jika
pasien syok atasi dengan penanganan syok
11) Jika
ada perdarahan atasi penanganan perdarahan
12) Jika
kejang :
· Baringkan
pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntah/darah
· Bebaskan
jalan nafas
· Pasang
spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
Adapun
deteksi dini pada ibu nifas seperti sakit kepala, nyeri epigastrik,
pengelihatan kabur, pembengkakan pada wajah atau ekstremitas, demam, muntah
rasa sakit berkemih.
Seorang
bidan perlu mengetahui tentang cara deteksi dini komplikasi tersebut pada ibu
masa nifas dan penangannya. Hal ini ditujukan untuk terwujudnya asuhan nifas
yang kompeten sehingga komplikasi pada masa nifas tidak lagi terjadi.
Diharapkan
para pembaca lebih memahami dan mendalami isi makalah yang telah tertera di
dalam makalah tersebut agar bisa diterapkan di lingkungan masyarakat.
Ambarwati,
Eny dan Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Offset.
Nurjanah,
Siti Nunung, et al. 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum. Bandung: Refika
Aditama.
Saifuddin,
Abdul Bari. 2013. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati,
Ari.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset.
Terimakasih pak sangat bermanfaat sekali ๐๐
BalasHapusTerimakasih pak sangat bermanfaat sekali ๐๐
BalasHapusEnggeh bu, terima kasih
HapusDuh kyak makalah aja nih bagus2 bisa bermanfaat bagi wanita....
BalasHapusGood jobb๐๐คฃ
Keren abis ...bagusssssssssssssss
BalasHapusGood๐
BalasHapusGood jobb๐๐
BalasHapusLanjutkan bakatmu broooo๐๐๐๐
BalasHapusKerennn
BalasHapusMantap๐
BalasHapusOke lah
BalasHapusGood job ๐๐ป
BalasHapusTerbaik
BalasHapusMantap ๐
BalasHapus