RUMAH ADAT KALIMANTAN BARAT
Halo sahabat blogger, apa kabar?
Mudah-mudahan dalam keadaan
sehat wal afiat ya dan jangan lupa 3M-nya, oke.
Nah blog kali ini saya akan
bahas rumah adat di Kalimantan Barat. Simak yuk.
Kekayaan budaya yang
dimiliki oleh Indonesia membuat setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Dari ujung barat hingga ujung timur selalu bisa membuat terpukau jika
menyangkut kebudayaan. Kebudayaan serta ciri khasnya ini akan tercermin pada
banyak hal mulai dari baju adat hingga rumah adatnya.
Begitu juga dengan
Kalimantan Barat yang memiliki rumah adat yang unik. Mengingat provinsi satu
ini ditinggali oleh dua suku besar. Simak ulasan Keberagaman Rumah Adat khas
Kalimantan Barat.
1. Rumah Adat Betang Radakng
Ketika mengunjungi
Pontianak, rumah adat satu ini bisa langsung ditemukan. Bangunannya begitu khas
seakan menyambut siapa saja yang singgah ke kota Khatulistiwa ini. Rumah Adat
Dayak Radakng ini bahkan pernah menyabet rekor MURI dunia. Mengingat di
Indonesia sendiri belum ada bangunan rumah adat yang ukurannya sebesar rumah
adat satu ini. Menariknya lagi letaknya juga berada di tengah kota, sehingga
bisa sebagai wisata juga.
Rumah
adat Kalimantan Barat satu ini memiliki ukuran panjang sekitar 138 m dengan
tinggi sekitar 7 m. Dengan ukuran sebesar itu membuat rumah satu ini menjadi
bangunan yang paling mewah dan sangat kental dengan corak Dayak. Rumah satu ini
sengaja dibangun sebagai replika dan tidak ada suku Dayak yang menempatinya.
Tidak hanya dijadikan sebagai destinasi wisata, berbagai kesenian suku Dayak
juga kerap di lakukan di rumah adat ini.
Betang
Radakng sendiri merupakan rumah adat khas Kalimantan Barat yang juga disebut
dengan nama rumah betang atau rumah panjang. Nama ini diambil dari bahasa suku
Dayak Kanayatn. Dirancang khusus, rumah adat ini bisa menampung penghuni hingga
600 orang pada bagian ruang utamanya. Dilengkapi dengan halaman luas yang mirip
sehingga dijadikan sebagai pusat pertunjukkan hingga budaya lokal lengkap
dengan ciri khas Dayak yang kental.
Lokasi: Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak.
2. Rumah Adat Betang
Rumah Adat Betang
ini juga memiliki ukuran yang sangat besar. Karena umumnya rumah adat Betang
akan dihuni oleh keluarga besar dari Suku Dayak. Ukurannya sendiri memiliki
panjang sekitar 150 m dengan lebarnya mencapai 30 m. Bahkan ada juga yang
ukurannya lebih besar lagi dari ukuran tersebut. Yang membuat rumah adat satu
ini unik, bentuk dari rumahnya sangat bervariasi tergantung jumlah keluarga
yang menempatinya.
Rumah
satu ini memiliki desain rumah panggung yang ketinggian dari permukaan tanah
sekitar 3 hingga 5 meter. Tentunya pemilihan desain satu ini ada maknanya,
yakni untuk mengantisipasi adanya banjir maupun gangguan dari hewan buas.
Mengingat alam Kalimantan masih rimbun dan terjaga hingga kini. Umumnya
masyarakat yang menempati rumah ini akan hidup dengan cara berkelompok dalam
satu rumah.
Hal
tersebut sudah menjadi tradisi dan juga turun temurun sehingga penghuni dalam
satu rumah beragam. Nantinya dalam satu ruangan atau bilik dihuni oleh satu
rumah tangga aru keluarga. Kemudian di sekat sekat karena memang ukuran dari
Rumah Betang sendiri begitu luas. Bukan hanya Rumah Betang, masyarakat suku
Dayak juga memiliki rumah tunggal yang dibangun hanya untuk sementara waktu.
Biasanya dikarenakan jarak ladang dan rumah terlalu jauh.
Lokasi: Parit Tokaya, Kec.
Pontianak Selatan, Kota Pontianak.
3. Rumah Adat Baluk
Rumah
Adat Baluk menjadi rumah adat suku Dayak yang bentuknya sangat berbeda dibandingkan
dengan yang lainnya. Mengingat fungsinya sendiri digunakan saat ritual tahunan
maupun nibak’ng. Nibak’ng adalah musim setelah penggarapan ladang untuk tahun
berikutnya. Biasanya akan dilakukan pada tanggal 15 Juni setiap tahunnya.
Inilah yang menjadikan rumah adat Baluk begitu unik dan menarik untuk diketahui. Untuk bentuknya
sendiri memiliki bentuk bundar dengan diameter sekitar 10 m dan tinggi 10
meter. Namun tingginya juga bisa mencapai 12 meter karena akan disanggah dengan
menggunakan 20 tiang kayu dan juga beberapa kayu untuk penopang bagian lainnya.
Terdapat juga satu batang tiang yang digunakan sebagai tangga yang bentuknya
seperti titian. Membuat rumah adat satu ini semakin unik saja jika dilihat dari
bentuknya.
Rumat
Adat Baluk ini juga memiliki makna tersendiri di balik ketinggiannya yang
dimiliki. Dimana rumah satu ini memberikan gambaran perihal kedudukan atau
Tempang Kamang Triyuh yang merupakan tempat yang harus dihormati. Hingga kini
masih bisa menemui rumah adat yang unik yakni di Kec. Siding, Desa Hli Buei.
Untuk menuju desa ini memang terbilang jauh karena dari Bengkayang jaraknya
sekitar 134 KM dan bisa ditempuh menggunakan motor air.
Lokasi: Sebujit, Hli Buie,
Kec. Siding, Kab. Bengkayang.
4. Rumah Adat Melayu
Di Kalimantan yang
juga ditinggali oleh suku Melayu menjadikan rumah adatnya juga semakin beragam.
Suku Melayu memiliki rumah ada yang bentuknya rumah panggung dan bisa ditemui
di Pontianak. Salah satu rumah khas Melayu ini dijadikan sebagai Balai Kerja
yang fungsinya untuk sekretarian Pertemuan Bali Rakyak, kios penjualan dan juga
taman bermain. Masing masing ruangan memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari
penginapan hingga acara adat.
Rumah
Adat Melayu ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan sudah
diresmikan sebagai destinasi wisata. Dari segi bangunan, rumah adat ini pada
bagian atap terpengaruh dari bangunan Jawa. Dimana atap segitiga yang tingginya
30 derjat ini berfungsi sebagai mengalirnya udara. Sehingga tidak akan panas
ketika berada di dalam rumah. Pada bagian bawahnya terdapat kolong yang
difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan.
Lokasi: Jl. Sutan Syahrir,
Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak.
5. Rumah Adat
Panjang
Keberadaan rumah
adat panjang ini saat ini semakin sedikit bahkan bisa dikatakan hampir
mendekati kepunahan. Hal ini disebabkan pada tahun 1960an, pemerintah
menghancurkan beberapa rumah sebab dicurigai menganut komunis. Padahal rumah
adat panjang merupakan pusat dari kehidupan masyarakat Dayak Kalbar. Jika
dilihat dari bentuknya, rumah satu ini mirip dengan rumah adat yang ada di
Kalimantan Tengah.
Dari
namanya yang merupakan rumah Panjang, ukuran yang dimiliki rumah tradisional ini
juga tidak biasa. Dibangun dari bahan kayu, rumah panjang biasanya memiliki
ukuran hingga mencapai 180 meter dengan lebar mulai dari 6 hingga 30 meter.
Untuk tingginya bisa mencapai 5 hingga 8 meter. Bentuk rumah adat ini adalah
rumah panggung sehingga harus menaiki tangga untuk bisa sampai di dalam
rumah.
Biasanya
tangga tersebut jumlahnya ganjil dan disesuaikan berdasarkan luas rumah.
Semakin besar maka akan semakin banyak tangganya. Tangganya akan dibuat dari
kayu uln yang sudah terkenal akan kekokohan dan kekuatannya. Untuk bagian
lantainya terbuat dari bahan belahan bambu ataupun kayu kau belahan pinang yang
dibentuk bulat. Pada dindingnya akan disekat sekat menggunakan papan dengan
beberapa ruangan di dalamnya.
Lokasi: Saham, Kec. Sengah
Temila, Kab. Landak.
Rumah Adat menjadi warisan budaya yang membuat Indonesia semakin kaya. Kalimantan Barat sendiri merupakan provinsi yang ditinggali oleh beragam suku dengan dua suku besar yakni Melayu dan Dayak. Sehingga bisa dipastikan jika kedua budaya ini mempengaruhi rumah adat tradisionalnya. Setiap rumah juga memiliki ciri khas serta keunikan tersendiri. Meskipun kini ada beberapa rumah yang sulit untuk ditemui akibat kepunahan yang menghampiri.
mantap mir
BalasHapusGood job
BalasHapusBguss👍
BalasHapusGood👍
BalasHapusGood job 👍
BalasHapusMantapp
BalasHapusgood
BalasHapusGood job
BalasHapusAjiiiib min ..I love love love �������� the ponty city .com
BalasHapusTerusss kan karya nya.....
BalasHapusBagus
BalasHapusMantap
BalasHapusMantap pokoknya
BalasHapusWowww goodd
BalasHapusWaahhh
BalasHapusUnikkk ya rumah adatnya😅
BalasHapusgod job 👍
BalasHapusGood
BalasHapusPen punya rmh adat :l
BalasHapusJadi terinspirasi pengen buat kayak Rumah Adat Betang Radakng 🤩
BalasHapusSiip
BalasHapusya mantul....bos qu,,,,,
BalasHapusMantap👍🏼👍🏼
BalasHapusMantap mir
BalasHapusMantap, tak buat rumah pribadi aja😁😁
BalasHapusMantapp👍
BalasHapusBagus ya unik unik👍
BalasHapusRumah adat nya bangus bangus, pengen rasanya untuk berlibur ke sana
BalasHapus