AKAN INDAH PADA WAKTUNYA
INDAH PADA WAKTUNYA
Perkenalkan nama saya Karen saya sekolah
di SMA panca bakti Pontianak. Saya tidak
mempunyai saudara tapi saya punya sahabat Namanya Rati dan Lani, mereka berdua udah
saya anggep saudara sendiri.
Ke esokan harinya berkenaan hari libur
karena ada ujian kelas sepuluh,kebiasaan saya kalau hari libur nemenin Kasur. Sudah
menjadi kebiasaan pada jam 7.30 ibu rutin kekamar saya untuk membangunkan
saya..
“Ka… Karen…” Mama menggoyang-goyangkan
tubuh Karen.
Karen tetap bergeming.
“Karen, ini udah siang, loh! Kamu ga
takut telat ke sekolah, Nak?” Mama masih berusaha membangunkan putrinya itu
dengan menepuk-nepuk pahanya.
Karen langsung berbalik ke arah Mamanya dengan mata yang cuma terbuka setengah.
“Hmmm…” gumamnya pelan sambil melirik jam weker yang bertengger di samping
tempat tidurnya. Sudah jam setengah tujuh pagi.
Tapi bukannya bangun, dia malah memeluk
gulingnya. Matanya pun ikut terpejam lagi.
“Loh, Karen.. Bangun, dong!” Mama kembali
mengguncang-guncangkan tubuh mungil milik Karen. Kali ini lebih kuat.
“Mama nih gimana, sih? Semalem kan aku
udah bilang kalo anak kelas sepuluh tuh lagi ujian. Jadi aku libur..” gerutu
Karen sambil membelakangi Mamanya.
“Oh, ya udah kalo gitu. Kamu lanjutin aja
tidurnya,” Mama pun bangkit dari tempat tidur dan melangkah ke luar kamar.
Karen langsung menarik selimut dari
kakinya seraya menggerutu tidak jelas. Ia memang paling benci kalo tidurnya
diganggu. Apalagi pas hari libur kayak sekarang.
Belum puas menggerutu, sekarang ia malah
berguling-guling di atas tempat tidurnya. Mencari posisi yang nyaman untuk bisa
melanjutkan tidur. Tapi tidak berhasil.
Akhirnya, ia memilih meraba-raba meja di
samping tempat tidurnya. Mencari hape yang dari semalam dibiarkan dalam silent
mode. Setelah mendapatkan benda berwarna putih itu, ia pun menatap layarnya. Ada
notif whattsapp.
Karen segera membacanya.
Udah tidur ya, Ren?
Rico.
Mata Karen yang tadinya sangat berat
untuk terbuka, spontan melotot. WHAT? KAK RICO? Semalem Kak Rico nge-chat aku?
Baru berniat mengetik balasannya, jempol
Karen kontan berhenti. Menyadari koatanya sudah habis. Akhirnya, ia pun pasrah
dengan kembali meletakkan hapenya ke meja. Lalu tidur lagi.
Ke esokan harinya, pas jam istrirahat,
lani melihat Rico lewat,
“Itu Kak Rico, kan?” seru Lani. Membuat
Karen langsung menoleh. Kemudian mendapati sosok cowok yang dimaksud Lani itu
di tengah-tengah beberapa anak kelas dua belas yang lain.
“Ga usah pake ngiler gitu, kali! Hahaha…”
sambung Lani sambil mengusap bibir Karen yang sebenarnya ga ada apa-apa.
Karen sontak menatapnya. Sewot. Lalu
kembali mengamati sekumpulan cowok yang lagi asik ngobrol di parkiran sekolah
mereka itu.
Rico adalah senior Karen. Dia kelas XII
IPS 1. Gak cakep sih, tapi manisnya minta ampun! Keren, cool, dan rada cuek.
Bikin Karen tergila-gila sama cowok itu dari setahun yang lalu, waktu dia masih
kelas sepuluh.
Pas lagi jalan ke gerbang, tiba-tiba…
“Hai, Karen,..” sapa sebuah suara tepat di sebelah cewek imut itu.
Karen kontan menoleh. Lalu mendapati Rico
di sampingnya. Sedangkan Lani sudah menghilang. Gak tau kemana dan sejak kapan.
Karen pun memamerkan senyum manisnya.
“Pulang sendirian aja?” tanya Rico dari
atas motor hitam miliknya.
Karen cuma mengangguk.
“Pulang bareng aku aja, yuk! Mau, gak?”
tawar Rico. Ia menyodorkan sebuah helm besar ke depan wajah Karen.
Karen menatap helm itu sejenak. Kemudian
mengalihkan pandangannya ke arah Rico. “Nggak udah, Kak. Makasih. Aku ga mau
ngerepotin..”
“Ga papa, kok. Nih…” balas Rico sambil
menggerak-gerakkan helm yang sedari tadi ada di genggamannya itu.
Karen pun meraih helm tersebut.
“Oh, iya,” cowok itu melepaskan jaket
abu-abu yang melekat di tubuhnya. “Kayaknya mau hujan, deh. Kamu pake ini, ya!”
lanjutnya seraya menyerahkan jaket tersebut pada Karen.
“Loh, kok aku? Kalo ntar Kakak yang
basah, gimana?” heran Karen.
“Ga pa-pa. Udah biasa. Ayo, naik..” ujar
Rico sambil menstater motornya.
Karen cuma mengangguk. Ia memakai jaket
pemberian Rico. Lalu naik ke atas motor cowok itu.
“Udah?” tanya Rico.
“Udah,” balas Karen.
Rico pun melajukan motornya.
Karen mengulum senyum di belakang.
Kemudian memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Hmmm… Jaketnya Kak Rico
wangi banget, deh! batinnya.
Dan saat membuka mata, bukan pemandangan
jalan raya yang dilihatnya. Jaket abu-abu milik Rico juga sudah tidak melekat
di tubuhnya. Berganti menjadi piama berwarna pink yang dipakainya dari semalam.
Sial, ternyata cuma mimpi, kesal Karen
dalam hati.
***
“Ngapain sih lo? Daritadi mondar-mandir
mulu. Kayak setrikaan aja, deh. Pusing gue!” cerocos Rati.
Karen menoleh dan menatap kedua temannya
yang lagi asik ngobrol di teras rumah Lani. Mereka baru saja selesai belajar
bareng beberapa menit yang lalu.
“Lagi nunggu jemputan,” balas Karen
singkat. Kemudian kembali celingak-celinguk di depan rumah Lani.
“Emangnya lo dijemput sama siapa, sih?” tanya Rati.
“Ada, deh.. Ntar juga lo tau, kok,” jawab
Karen. Sok misterius.
Beberapa saat kemudian, sebuah motor
hitam berhenti tepat di depan pagar rumah Lani. Di atasnya, seorang cowok
berjaket merah dengan helm besar yang juga berwarna merah terlihat menoleh dan
melongok ke dalam rumah Lani.
“Itu dia!” seru Karen spontan.
Lani dan Rati pun sontak berdiri dan
berjalan mendekati Karen. Lalu makin mencondongkan kepalanya ke arah pagar
rumah Lani itu.
“Itu… Kok kayak Kak Rico, ya?” tanya
Rati. Mencoba menebak.
“Iya, gue yakin banget. Itu pasti Kak
Rico, kan? Liat aja gayanya! Kak Rico banget deh pokoknya,” Lani yang menjawab.
Semangat.
Karen cuma tersenyum membalasnya. “Gue
balik dulu, ya! Kasian dia kalo kelamaan nunggu. Byeee!”
“Dadah, Karen…” sorak Rati.
“Hati-hati di jalan, ya!” teriak Lani.
Karen mengangguk dan melambaikan
tangannya sambil berjalan menjauhi kediaman Lani. Menghampiri Rico yang sudah
menunggunya di luar sana.
Rico menyerahkan sebuah helm ke genggaman
Karen saat cewek itu sudah berdiri di depannya. Karen meraihnya sambil
tersenyum. Salah tingkah.
Setelah memakai helm tersebut, Karen lalu
naik ke atas motor Rico.
“Udah?” tanya Rico.
“Udah,” balas Karen. Kayak dejavu, deh!
lanjutnya dalam hati.
Rico kemudian melajukan motornya
meninggalkan rumah Lani.
Di belakang Rico, Karen menepuk-nepuk pipinya. Duh, sakit! Ternyata ini bukan
mimpi lagi. Ya ampuuun, mimpiku tadi pagi jadi kenyataan. Makasih, ya Allah… Ia
lalu membekap mulutnya sendiri. Berusaha sekuat tenaga agar ia tidak berteriak
histeris saking gembiranya.
Tiba-tiba, mata Karen menangkap pandangan
Rico yang lagi mengamatinya dari spion kiri motor cowok tersebut. Oh, my God!
Kak Rico ngapain, nih? Jangan-jangan dari tadi dia ngeliatin aku, lagi! Grrr…
Sial! Tadi aku ngapain aja, sih? Kayaknya aku geregetan banget, ya? Wuaaahhhhh…
Malunya!!! cerocos Karen dalam hati.
“Kamu kenapa, sih? Nervous gara-gara
deketan sama aku, yaaa?” goda Rico.
Karen cuma bisa buang muka. Pura-pura ga
peduli. Saking saltingnya.
***
Karen melangkah memasuki kelasnya di XI
IPA 1 sambil menebar senyum kemana-mana. Dari guru-guru, anak kelas sepuluh,
sebelas, dua belas, satpam, sampe penjaga sekolah sudah kebagian senyum
manisnya daritadi.
Baru menaruh tasnya di meja, Lani sudah
langsung menduduki kursi miliknya. Membuat Karen pasrah berdiri di samping
mejanya seraya mengamati Lani.
Gak lama kemudian, muncul lagi sosok Rati
yang segera duduk di sebelah Lani.
“Kenapa semalem lo ga ngebales sms gue?”
tanya Lani langsung.
“Iya! Gue juga!” sambung Rati.
Karen menghela nafas panjang. Udah aku
duga bakal diinterogasi… “Pas nyampe di rumah, gue ngerjain PR kimia. Trus
tidur, deh. Ngantuk banget soalnya,” balas cewek itu.
“Tapi kok lo tega banget sih ngebiarin
kita penasaran semaleman?” gerutu Rati.
“Iya, gue nungguin chat lo sampe jam satu
pagi, tau gak!” kesal Lani sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah
Karen.
“Sorry, deh..” ucap Karen akhirnya.
“Minggir, dong! Gue capek berdiri, nih..” lanjutnya sembari menarik tangan Lani
untuk menyingkir dari bangkunya.
Lani menurut. Ia pun berdiri dan pindah
ke bangkunya sendiri yang terletak tepat di depan meja Karen. Lalu duduk
menghadap ke belakang. Masih menanti cerita sahabatnya itu.
“Oke. Sekarang jawab pertanyaan gue
semalem. Lo ngapain aja sama Kak Rico, hah?” tanya Lani. Mulai menginterogasi.
“Ngobrol,” jawab Karen singkat, padat,
dan jelas.
“Ngobrol dimana?” Rati ikut bertanya.
“Ya di atas motor, laaah..”
“Di motor doang? Emangnya lo ga mampir kemana-mana
dulu?” seru Lani.
Karen menggeleng. “Enggak.”
“Kok enggak?” Rati keliatan ga puas sama
jawaban-jawaban Karen sedari tadi.
“Lo pikir gue sama Kak Rico mau kemana?
Udah jam sepuluh malem, tau! Nyokap gue aja udah nelfon mulu.”
“Ih, ga romantis banget..” cibir Rati.
“Yeee, gue malah salut, tau! Itu artinya
dia cowok yang baik. Karna udah malem, jadi dia langsung nganterin
Cinderella-nya ini pulang ke rumah, deh. Iya, kan?” cerita Karen. Bangga.
Lani dan Rati manggut-manggut. “Iya juga,
sih..”
“Trus, kalian ngobrolin apa aja?” tanya
Lani lagi.
“Banyak deh pokoknya. Gue nyeritainnya
pas istirahat aja, ya! Udah mau bel, tuh..” jawab Karen sambil menunjuk jam
dinding di kelas mereka.
“Hmmm iya, deh..” balas Rati. Pasrah.
“Eh, tapi dia udah nembak lo, belum?” lanjutnya antusias.
Karen memandangi kedua sahabatnya itu
bergantian. Lalu tersenyum. “Belum,..”
Dahi Lani dan Rati sontak berkerut.
“BELUM?” tanya mereka. Kompak.
Karen mengangguk kuat-kuat. “Iya, belum!”
“Kok belum? Kalian kan udah deket lamaaaa
banget. Kirain semalem dia mau ngejemput lo karna mau ngomongin masalah itu,”
cerocos Lani.
Rati manggut-manggut menyetujui ucapan
Lani barusan.
Karen kembali tersenyum. “Sabar aja, deh.
Dulu juga gue mulai deket sama dia dari telfonan. Trus saling sapa di sekolah,
sampe akhirnya bisa jalan bareng kayak semalem, kan? Semuanya butuh proses sih
menurut gue.”
Ia berhenti sejenak. Lalu menghela nafas
panjang. Kemudian tersenyum lebih lebar dari sebelumnya. Dan melanjutkan,
“Semuanya juga butuh waktu. Dan gue yakin, kalo semua itu pasti bakal indah
pada waktunya.
Alur cerita nya bagus... Lanjutkan 👍
BalasHapusWah wah wah uwuwuwuuw😜😜
BalasHapusBaguss
BalasHapusBagussss poool
BalasHapusGood👍
BalasHapusWihh baguss
BalasHapusGooddd
BalasHapusBagusssssss
BalasHapusSerasa baca wattpad, kurang panjang ceritanya😂
BalasHapusSerasa baca wattpad, kurang panjang ceritanya😂
BalasHapusHehe. Insyaallah blog selanjut tapi beda cerita. Terima kasih komentarnya
Hapusmantap mir
BalasHapusBaguss ceritanya🤩🤩🤩 tak tunggu karya selanjutnya
BalasHapusPengen tau kisah selanjutnya
BalasHapuswah mantul si berasa baca wattpad via blog😂
BalasHapusLanjutkan ......
BalasHapusWahh
BalasHapusMantap
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemoga sukses cllu
BalasHapusSemoga sukses cllu
BalasHapusMantap bos ku
BalasHapusMantap bos ku
BalasHapusBagus mir👍
BalasHapusWooww bravo👍👍
BalasHapusCeritanya bangus, semangat untuk blog selanjutnya 👌
BalasHapusUhh bagus mir, lanjutkan sampai terwujud apa yg jadi tujuanmu
HapusSedikit satan sih maaf saya juga sedang belajar hehe
Untuk pemilihan kata bagus, masukkan saya mungkin agak lebih bikin asik (pemilihan kata sederhana dan penasaran jadi yg baca juga ikut penasaran serta masuk dalam alur cerita nya, yang kedua alurnya mungkin yah hehe, saya juga masih belajar untuk alur ini ,,,semangat dalam berkarya ☺
Terima kasih kak dan terima kasih juga pemasukannya
HapusMantap
BalasHapusMantap
BalasHapusWahh baguss bangett ��
BalasHapusSemoga sukses buat kedepan nya yaa ��
amin
HapusMantap
BalasHapusOke sipp
BalasHapusBagus alur cerita
BalasHapusMantapp
BalasHapusCeritanya bagus bgt 🤩 apalagi alurnya masuk dalam cerita, semangat berkarya untuk blog selanjutnya 👍
BalasHapusMantap moga sukses ya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus